LAMPUNG, GoBrand - Sektor kakao Indonesia menghadapi tantangan serius mulai dari perubahan iklim, serangan hama, hingga usia tanaman yang semakin tua. Kondisi ini dinilai dapat mengurangi daya saing kakao nasional di pasar global jika tidak segera diatasi melalui strategi bersama.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, menekankan perlunya penguatan tata kelola melalui pembentukan Badan Pengelola Kakao di bawah BPDP. Ia menyebut sebagian dana ekspor kakao dapat dimanfaatkan kembali untuk mendukung petani di sektor hulu-hilir.
Menurut Darto Wahab dari Kementerian Koordinator Bidang Pangan, kolaborasi pemerintah, industri, dan petani merupakan langkah tepat untuk mengembalikan kejayaan kakao Indonesia. “Sinergi kuat antar-pemangku kepentingan akan menentukan posisi Indonesia sebagai pemain utama industri kakao dunia,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Selain bernilai ekonomi, kakao juga memiliki manfaat ekologis. Zainudin dari Kemenko Pangan menjelaskan bahwa akar kakao dapat membantu kesuburan tanah dan tumbuh di bawah naungan pohon lain. Karena itu, ia menilai kemitraan petani dengan industri dapat menjadi solusi ganda: meningkatkan pendapatan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Editor : Redaksi